REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhi hukuman 3 bulan 15 hari penjara kepada mantan wartawan salah satu media nasional Robin Ong.
Robin dipidana atas perkara penipuan dan penggelapan biaya…
REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Pengadilan Negeri Tangerang menjatuhi hukuman 3 bulan 15 hari penjara kepada mantan wartawan salah satu media nasional Robin Ong.
Robin dipidana atas perkara penipuan dan penggelapan biaya…
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) siap menampung siapa pun yang memiliki kesamaan ideologi politik. Termasuk eks kader Partai Nasdem yang berjuang bersama Hanura.
“Hanura sangat terbuka buat…
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bos MNC Grup yang juga mantan Ketua Dewan Pakar Partai Nasional Demokrat Hary Tanoesoedibjo bakal bergabung ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Hary Tanoe juga bakal membawa…
M. Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat
, JAKARTA – Mantan Sekretaris Jendral Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Ahmad Rofiq menyatakan penetapan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Nasdem sudah diskenariokan.
“Kongres ini sejak awal dibuat untuk menjadikan Surya Paloh pemimpin,” kata Rofiq ketika dihubungi , Sabtu (26/1).
Rofiq menyatakan penetapan Surya Paloh sebagai ketua umum – yang tanpa melalui mekanisme partai – menjadi penyebab utama keluarnya Hary Tanoesudibyo, dirinya, dan sejumlah pimpinan Nasdem di berbagai daerah.
Mestinya, penetapan ketua umum dilakukan melalui putusan majelis nasional partai (MNP). “Tidak ada proses pemilihan melalui MNP. Yang ada pengukuhan. Inilah yang menjadi awal perbedaan,” ujarnya.
Rofiq menyatakan di Nasdem, Surya Paloh bukan lagi sekadar tokoh partai. Surya Paloh sudah menjelma menjadi institusi sendiri di Nasdem. Sentralisme Surya Paloh di Nasdem inilah yang dinilai Rofiq dan mereka yang mengundurkan diri tidak menyehatkan partai. “Mana keputusan partai, mana keputusan Surya Paloh menjadi bias,” kata Rofiq.
SecretOperation MetroTV – Operasi Naga Hijau Awas Ninja. Mengulas seputar fenomena sosial tahun 1997-1998 tentang operasi rahasia pembunuhan sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama di daerah basis utamanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ada yang mengkaitkannya sebagai operasi intelijen khusus, pembalasan dendam eks konflik NU-PKI 1965, pembunuh bayarang para cukong kayu dan sampai pada pencegahan antusiasme berlebih terhadap lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).